Senin, 17 Desember 2012

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANGINA PECTORIS



BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
ANATOMI DAN FISIOLOGI JANTUNG
1. Anatomi Jantung
Jantung adalah organ berotot dengan empat ruang yang terletak dirongga dada, dibawah perlindungan tulang iga, sedikit kesebelah kiri sternum. Jantung terdapat didalam sebuah kantung longgar berisi cairan yang disebut pericardium.
2.  Fisiologi jantung
a. fisiologi otot jantung
Terdiri dari tiga otot jantung yang utama yaitu otot atrium, otot ventrikel dan serat otot khusus pengantar rangsangan, sebagai pencetus rangsangan.
b. Elektrofisiologi sel otot jantung
Aktifitas listrik jantung merupakan akibat dari perubahan permeabilitas membrane sel yang memungkinkan pergerakan ion-ion melalui membrane tersebut.
c. siklus jantung
Jantung mempunyai 4 popa yang terpisah. Dua pompa primer atrium dan dua pompa tenaga ventrikel. Periode akhir kontraksi jantung sampai akhir kontraksi berikutnya dinamakan silkus jantung
B.  DUA SIRKULASI SISTEM KARDIOFASKULER
1. sirkulasi sistemik
Darah masuk ke atrium kiri dari vena pulmonalis. Darah di atrium kiri mengalir kedalam ventrikel kiri melalui katup atrioventrikel (AV), yang terletak di sambungan atrium dan ventrikel. Katup ini disebut katup mitralis.
2. sirkulasi paru
Darah diatrium kanan mengalir ke ventrikel kanan melalui katup AV lainnya yang disebut katup semilunaris (atau trikuspidalis). Darah keluar dari ventrikel kanan dan mengalir melalui katup keempat, katup pulmonaris, kedalam arteri pulmonaris
C.  ALIRAN DARAH ARTERI   KORONER
Dua arteri besar , yang disebut arteri koroner kiri dan kanan, merupakan cabang dari aorta segera setelah aorta keluar  dari ventrikel kiri dan mensuplai darah kejantung.

1.2 TUJUAN
Untuk mengetahui lebih dalam tentang manajemen tenaga keperawatan.Dapat memberikan pengetahuan yang luas terutama dalam bidang manajemen tenaga keperawatan.








BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 DEFENISI
Angina pektoris adalah kumpulan gejala klinis berupa serangan nyeri dada yang khas, yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang sering menjalar ke lengan kiri.
  • Nyeri dada tersebut  biasanya timbul pada saat melakukan aktivitas dan segera hilang bila aktivitas dihentikan.
  • Nyeri angina dapat menyebar ke lengan kiri, ke punggung, ke rahang atau ke daerah perut, yang bisa disalahartikan sebagai gejala maag.
2.2 ETIOLOGI
Penyebab angina pektoris adalah
  • suplai oksigen yang tidak mencukupi ke sel-sel otot-otot jantung dibandingkan kebutuhan.
  • Ketika beraktivitas, terutama aktivitas yang berat, beban kerja jantung meningkat. Otot jantung memompa lebih kuat.
  • Jika beban kerja suatu jaringan meningkat maka kebutuhan oksigen juga meningkat; Oksigen ini dibutuhkan untuk menghasilkan energi kerja.
  • Jantung mendapatkan suplai oksigen dan nutrisi terutama dari pembuluh darah koroner.
  • Saat beban jantung meningkat, pembuluh darah koroner akan melebar untuk memberikan aliran darah yang adekuat bagi kebutuhan otot jantung.
  • Namun jika pembuluh darah koroner mengalami kekakuan atau menyempit, otot jantung tidak mendapatkan suplai oksigen yang memadai bagi kerja jantung.
  • Otot jantung akan memproduksi jalur energy lain yang tidak menggunakan oksigen. Jalur energy ini menghasilkan asam laktat yang bersifat asam. Derajat keasaman otot jantung akan meningkat. Hal inilah yang menimbulkan rasa nyeri.
  • Apabila kebutuhan energi jantung berkurang,ketika aktivitas dihentikan,  maka suplai oksigen menjadi adekuat dan otot kembali ke proses wajar untuk membentuk energi. Proses ini tidak menghasilkan asam laktat. Dengan hilangnya penimbunan asam laktat, maka nyeri angina mereda. Dengan demikian, angina pektoris merupakan suatu keadaan yang berlangsung singkat.
2.3PATOFISIOLOGI
Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakadekuatan suplai oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekakuan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner (aterosklerosis koroner).  Tidak diketahui secara pasti apa penyebab aterosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan aterosklerosis. Aterosklerosis merupakan penyakir arteri koroner yang paling sering ditemukan.  Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat.  Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka artei koroner berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke otot jantung. Namun apabila arteri koroner mengalami kekauan atau menyempit akibat aterosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium. Berkurangnya kadar oksigen memaksa miokardium mengubah metabolisme yang bersifat aerobik menjadi metabolisme yang anaerobik. Metabolisme anaerobik dengan perantaraan lintasan glikolitik jauh lebih tdak efisien apabila dibandingkan dengan metabolisme aerobik melalui fosforilasi oksidatif dan siklus Kreb. Pembentukan fosfat berenergi tinggi mengalami penurunan yang cukup besar. Hasil akhir metabolisme anaerobik ini, yaitu asam laktat, akan tertimbun sehingga mengurangi pH sel dan menimbulkan nyeri.
Kombinasi dari hipoksia, berkurangnya jumlah energi yang tersedia serta asidosis menyebabkan gangguan fungsi ventrikel kiri. Kekuatan kontraksi daerah miokardium yang terserang berkurang; serabut-serabutnya memendek sehingga kekuatan dan kecepatannya berkurng. Selain itu, gerakan dinding segmen yang mengalami iskemia menjadi abnormal; bagian tersebut akan menonjol keluar setiap kali ventrikel berkontraksi.
Berkurangya daya kontraksi dan gangguan gerakan jantung mengubah hemodinamika. Respon hemodinamika dapat berubah-ubah, sesuai dengan ukuran segmen yang mengalami iskemia dan derajat respon refleks kompensasi oleh system saraf otonom. Berkurangnya fungsi ventrikel kiri dapat mengurangi curah jantung dengan mengurangi volume sekuncup (jumlah darah yang dikeluarkan setiap kali jantung berdenyut).
Angina pectoris adalah rasa sakit dada yang berkaitan dengan iskemia miokardium. Mekanismenya yang tepat bagaimana iskemi menimbulkan rasa sakit masih belum jelas. Agaknya reseptor saraf rasa sakit terangsang oleh metabolik yang tertimbun atau oleh suatu zat kimia antara yang belum diketahui atau oleh sters mekanik lokal akibat kontraksi miokardium yang abnormal. Jadi secara khas rasa sakit digambarkan sebgai suatu tekanan substernal, kadang-kadang menyebar turun kesisi medial lengan kiri. Tetapi banyak pasien tak pernah mengalami angina yang pas; rasa sakit angina dapat menyerupai rasa sakit karena maldigesti atau sakit gigi. Pada dasarnya angina dipercepat oleh aktivitas yang meningkatkan miokardium akan oksigen, seperti latihan fisik. Sedangkan angina akan hilang dalam beberapa menit dengan istirahat atau nitrogliserin. 
2.4 JENIS-JENIS ANGINA
Terdapat tiga jenis angina, yaitu :
1. Angina Stabil
Disebut juga angina klasik, terjadi jika pembuluh darah koroner yang  tidak dapat melebar untuk meningkatkan alirannya sewaktu kebutuhan oksigen meningkat. Peningkatan kerja jantung dapat menyertai aktivitas misalnya berolah raga atau naik tangga.
2. Angina prinzmetal (varian)
Terjadi tanpa peningkatan jelas beban kerja jantung dan pada kenyataannya sering timbul pada waktu beristirahat atau tidur. Pada angina prinzmetal terjadi spasme (penyempitan terus-menerus) pembuluh darah koroner yang menimbulkan kekurangan oksigen jantung di bagian hilir.
3. Angina tak stabil
Adalah kombinasi angina stabil dengan angina prinzmetal ; dijumpai pada individu dengan perburukan penyakit pembuluh darah koroner. Angina ini biasanya menyertai peningkatan beban kerja jantung; hal ini tampaknya terjadi akibat arterosklerosis koroner, yang ditandai oleh plak yang tumbuh dan mudah mengalami penyempitan.
 2.5 MANIFESTASI KLINIK
Gejala klinis :
Diagnosis seringkali berdasarkan keluhan nyeri dada yang
mempunyai ciri khas sebagai berikut :
  • Sering pasien merasakan nyeri dada di daerah sternum (tulang dada) atau di bawah sternum (substernal), atau dada sebelah kiri dan kadang-kadang menjalar ke lengan kiri, dapat menjalar ke punggung, rahang, leher, atau ke lengan kanan. Nyeri dada juga dapat timbul di tempat lain seperti di daerah ulu hati, leher, rahang, gigi, bahu.
  • Pada angina, nyeri dada biasanya seperti tertekan benda berat, atau seperti di peras atau terasa panas, kadang-kadang hanya mengeluh perasaan tidak enak di dada karena pasien tidak dapat menjelaskan dengan baik, lebih-lebih jika pendidikan pasien kurang.
  • Nyeri dada pada angina biasanya timbul pada saat melakukan aktivitas, misalnya sedang berjalan cepat, tergesa-gesa, atau sedang berjalan mendaki atau naik tangga. Pada kasus yang berat, aktivitas ringan seperti mandi atau menggosok gigi, makan terlalu kenyang, emosi, sudah dapat menimbulkan nyeri dada. Nyeri dada tersebut segera hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya. Serangan angina dapat timbul pada waktu istirahat atau pada waktu tidur malam.
  • Lamanya nyeri dada biasanya berlangsung 1-5 menit, kadang-kadang perasaan tidak enak di dada masih terasa setelah nyeri hilang. Bila nyeri dada berlangsung lebih dari 20 menit, mungkin pasien mendapat serangan jantung dan bukan angina pektoris biasa.
  • Pada angina pektoris dapat timbul keluhan lain seperti sesak napas, perasaan lelah, kadang-kadang nyeri dada disertai keringat dingin.
2.6 Pemeriksaan penunjang/Pemeriksaan diagnostik
1.   Elektrokardiogram (EKG)
·         Gambaran EKG saat istirahat dan bukan pada saat serangan angina sering masih normal.
2.   Foto rontgen dada
·         Foto rontgen dada sering menunjukkan bentuk jantung yang normal; pada pasien hipertensi dapat terlihat jantung membesar dan kadang-kadang tampak adanya pengapuran pembuluh darah aorta.
3.   Pemeriksaan laboratorium
·         Pemeriksaan laboratorium tidak begitu penting dalam diagnosis angina pektoris.
·         Walaupun demikian untuk menyingkirkan diagnosis serangan jantung akut sering dilakukan pemeriksaan enzim jantung. Enzim tersebut akan meningkat kadarnya pada serangan jantung akut sedangkan pada angina kadarnya masih normal.
·         Pemeriksaan profil lemak darah seperti kolesterol, HDL, LDL, trigliserida dan pemeriksaan gula darah perlu dilakukan untuk mencari faktor risiko seperti kolesterol dan/atau diabetes mellitus.
2.7 Penatalaksanaannya medik :
·         Pengobatan pada serangan akut, nitrogliserin sublingual 5 mg merupakan obat pilihan yang bekerja sekitar 1-2 menit dan dapat diulang dengan interval 3 - ­ 5 menit.
·         Pencegahan serangan lanjutan :
o   Long acting nitrate, yaitu ISDN 3 kali sehari 10-40 mg oral.
o   Beta blocker : propanolol, metoprolol, nadolol, atenolol, dan pindolol.
o   Calcium antagonist : verapamil, diltiazem, nifedipin.
  • Mengobati faktor presdiposisi dan faktor pencetus : stres, emosi, hipertensi, DM, hiperlipidemia, obesitas, kurang aktivitas dan menghentikan kebiasaan merokok.
  • Memberi penjelasan perlunya aktivitas sehari-hari untuk meningkatkan kemampuan jantung.

Asuhan keperawatan angina pectoris
1.      PENGKAJIAN
Dasar data pengkajian pasien
Aktivitas/istirahat
Gejala : pola hidup monoton,kelemahan,kelelahan,perasaan tidak berdaya setelah latihan,nyeri dada bila bekerja.
Tanda : dispnea saat kerja.
Sirkulasi
Gejala : riwayat penyakit jantung,hipertensi,kegemukan.
Tanda : takikardia,distritmia,tekanan darah normal,meningkat atau menurun,bunyi jantung mungkin normal, S4 ambat atau murmur sistolik transien lambat (disfungsi otot papilaris) mungkin ada saat nyeri.
 Makanan/cairan
Gejala : mual,nyeri ulu hati/epigastrium saat makan,diet tinggi kolesterol/lemak,garam,kafein,minuman keras.
Tanda : ikat pinggang sesak,distensi gaster.
Integritas ego
Gejala : stressor kerja,keluarga,lain-lain.
Tanda : ketakutan,mudah marah.
Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : nyeri dada substernal,anterior yang menyebar ke rahang,leher,bahu,dan ekstremitas atas (lebih pada kiri dari pada kanan)
            Kualitas : ringan sampai sedang,tekanan berat,tertekan,terjepit,terbakar.
Durasi : biasanya kurang dari 15 menit,kadang-kadang lebih dari 30 menit (rata-rata 3 menit)
Faktor pencetus : nyeri sehubungan dengan kerja fisik atau emosi besar,seperti marah,olahraga pada suhu ekstrem,atau mungkin tak dapat diperkirakan dan/atau terjadi selama istirahat.
Faktor penghilang : nyeri mungkin responsif terhadap mekanisme penghilang tertentu (contoh : istirahat,obat antiangina)
Nyeri dada baru atau terus menerus yang teah berubah frekuensi,durasinya,karakter atau dapat diperkirakan (contoh : tidak stabil,bervariasi,prinzmetal).
Tanda : wajah berkerut,meletakkan pergelangan tangan pada midsternum,memijit tangan kiri,tegangan otot,dan gelisah.
            Respon otomatis contoh takikardi,perubahan TD.
Pernafasan
Gejala : dispnea saat kerja,riwayat merokok.
Tanda : meningkat pada frekuensi/irama dan gangguan kedalaman.
Penyuluhan pembelajaran
Gejala : riwayat keuarga sakit jantung,hipertensi,stroke,diabetes.
Penggunaan/kesalahan penggunanan obat jantung,hipertensi atau obat yang dijual bebas.
Penggunaan akohol teratur,obat narkotik contoh kokain,amfetamin.
DRG menunjukkan rerata lama dirawat : 3,8 hari.Pertimbangan rencana pemulangan : perubahan pada penggunaan/terapi obat,bantuan/pemeliharaan tugas dengan rawat dirumah,perubahan pada susunan fisik rumah.

2.   DIAGNOSA KEPERAWATAN
a)      Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokardium.
b)      Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan inotropik (iskemia miokard transien/memanjang)  
c)      Intoleransi aktifitas berhubungan dengan serangan iskemia otot jantung, berkurangnya curah jantung.
d)     Ansietas berhubungan dengan respon patofisiologis dan ancaman terhadap status kesehatan.
e)      Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kodisi, kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.

3.      RENCANA KEPERAWATAN
1.      NYERI AKUT BERHUBUNGAN DENGAN ISKEMIK MIOKARDIUM
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan nyeri pasien berkurang/ teratasi
Kriteria hasil : Pasien menyatakan/menunjukan nyeri hilang, pasien  melaporkan episode angina menurun dalam frekuensi durasi dan beratnya. 
INTERVENSI
RASIONAL
Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat dengan cepat bila terjadi nyeri dada.
Nyeri dan penurunan curah jantung dpat merangsang sistem saraf simpatis untuk mengeluarkan sejumlah besar nor epineprin, yang meningkatkan agregasi trombosit dan mengeluarkan trombokxane A2.Nyeri tidak bisa ditahan menyebabkan respon vasovagal, menurunkan TD dan frekuensi jantung. 
Identifikasi terjadinya faktor pencetus, bila ada: frekuensi, durasi,  intensitas dan lokasi nyeri.
Membantu membedakan nyeri dada dini dan alat evaluasi kemungkinan kemajuan menjadi angina tidak stabil (angina stabil biasanya berakhir 3 sampai 5 menit sementara angina tidak stabil lebih lama dan dapat berakhir lebih dari 45 menit.
Evaluasi laporan nyeri pada rahang, leher, bahu, tangan atau lengan (khusunya pada sisi kiri.
Nyeri jantung dapat menyebar contoh nyeri sering lebih ke permukaan dipersarafi oleh tingkat saraf spinal yang sama.
Letakkan pasien pada istirahat total selama episode angina.
Menurunka kebutuhan oksigen miokard untuk meminimalkan resiko cidera jaringan atau nekrosis.
Tinggikan kepala tempat tidur bila pasien napas pendek
Memudahkan pertukaran gas untuk menurunkan hipoksia dan napas pendek berulang
Pantau kecepatan atau irama jantung
Pasien angina tidak stabil mengalami peningkatan disritmia yang mengancam hidup secara akut, yang terjadi pada respon terhadap iskemia dan atau stress
Panatau tanda vital tiap 5 menit selama serangan angina
TD dapat meningkat secara dini sehubungan dengan rangsangan simpatis, kemudian turun bila curah jantung dipengaruhi.
Pertahankan tenang , lingkungan nyaman, batasi pengunjung bila perlu
Stres mental atau emosi meningkatkan kerja miokard
Berikan makanan lembut. Biarkan pasien istirahat selama 1 jam setelah makan
Menurunkan kerja miokard sehubungan dengan kerja pencernaan, manurunkan risiko serangan angina
Kolaborasi:
Berikan antiangina sesuai indikasi: nitrogliserin: sublingual

Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi

Pantau perubahan seri EKG

Nitrigliserin mempunyai standar untuk pengobatan dan mencegah nyeri angina selam lebih dari 100 tahun.
Meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard/mencegah iskemia.
Iskemia selama serangan angina dapat menyebabkan depresi segmen ST atau peninggian dan inversi geombang T. Seri gambaran perubahan iskemia yang hilang bila pasien bebas nyeri dan juga dasar yang membandingkan pola perubahan selanjutnya.
2.      PENURUNAN CURAH JANTUNG BERHUBUNGAN DGN PERUBAHAN INOTROPIK (ISKEMIA MIOKARD TRANSIEN/MEMANJANG)
Tujuan: Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan terjadi peningkatan curah jantung.
Kriteria hasil: Pasien melaporkan penurunan episode dipsnea, angina dan disritmia menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas, klien berpartisipasi pada perilaku atau aktivitas yang menurunkan kerja jantung. 
INTERVENSI
RASIONAL
Pantau tanda vital, contoh frekuensi jantung, tekanan darah.
Takikardi dapat terjadi karena nyeri, cemas, hipoksemia, dan menurunnya curah jantung. Perubahan juga terjadi pada TD (hipertensi atau hipotensi) karena respon jantung
Evaluasi status mental, catat terjadinya bingung, disorientasi.
Menurunkan perfusi otak dapat menghasilkan perubahan sensorium.
Catat warna kulit dan adanya kualitas nadi
Sirkulasi perifer menurun bila curah jantung turun, membuat kulit pucat dan warna abu-abu (tergantung tingkat hipoksia) dan menurunya kekuatan nadi perifer.
Mempertahankan tirah baring pada posisi nyaman selama episode akut
Menurunkan konsumsi oksigen atau kebutuhan menurunkan kerja miokard dan risiko dekompensasi
Berikan periode istirahat adekuat. Bantu dalam atau melakukan aktivitas perawatan diri, sesuai indikasi
Penghematan energy, menurunkan kerja jantung.
Pantau dan catat efek atau kerugian respon obat, catat TD, frekuaensi jantung dan irama (khususnya bila memberikan kombinasi antagonis kalsium, betabloker, dan nitras)
Efek yang diinginkan untuk menurunkan kebutuhan oksigen miokard dengan menurunkan stress ventricular. Obat dengan kandungan inotropik negative dapat menurunkan perfusi terhadap iskemik miokardium. Kombinasi nitras dan penyekat beta dapat memberi efek terkumpul pada curah jantung.
Kaji tanda-tanda dan gejala-gejala GJK
Angina hanya gejalab patologis yang disebabkan oleh iskemia miokard.penyakit yang emepengaruhi fungsi jantung emnjadi dekompensasi.
Kolaborasi :
Berikan obat sesuai indikasi : penyekat saluran kalsium, contoh ditiazem (cardizem); nifedipin (procardia); verapamil(calan).

Meskipun berbeda pada bentuk kerjanya, penyekat saluran kalsium berperan penting dalam mencegah dan menghilangkan iskemia pencetus spasme arteri koroner dan menurunkan tahanan vaskuler, sehingga menurunkan TD dan kerja jantung.
Penyakit beta, contoh atenolol (tenormin); nadolol (corgard); propanolol (inderal); esmolal (brebivbloc).
Obat ini menurunkan kerja jantung dengan menurunkan frekuensi jantung dan TD sistolik.
3.      INTOLERANSI AKTIFITAS BERHUBUNGAN DENGAN SERANGAN ISKEMIA OTOT JANTUNG, BERKURANGNYA CURAH JANTUNG.
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan.
Kriteria hasil : Pasien melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur, pasien menunjukan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi fisiologis.
INTERVENSI
RASIONAL
Kaji respons klien terhadap aktivitas, perhatikan frekuensi nadi lebih dari 20 kali per menit di atas frekuensi istirahat; peningkatan TD yang nyata selama/sesudah aktivitas; dispnea atau nyeri dada; keletihan dan kelemahan yang berlebihan; diaphoresis; pusing atau pingsan.  
Menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respons fisiologi terhadap stress aktivitas dan, bila ada merupakan indikator dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat aktivitas.
Instruksikan pasien tentang teknik penghematan energi.
Teknik menghemat energi mengurangi penggunaan energy, juga membantu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas/perawatan diri bertahap jika dapat ditoleransi. Berikan bantuan sesuai kebutuhan.
Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung tiba-tiba. Memberikan bantuan hanya sebatas kebutuhan akan mendorong kemandirian dalam melakukan aktivitas.
4.      ANSIETAS BERHUBUNGAN DENGAN RESPON PATOFISIOLOGIS DAN ANCAMAN TERHADAP STATUS KESEHATAN.
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan ansietas pasien turun sampai tingkat yang dapat diatasi.
Kriteria hasil : Pasien menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat sesuai, pasien menunjukkan strategi koping efektif/keterampilan pemecahan masalah, pasien melaporkan ansietas menurun sampai tingkat yang dapat diatasi.
INTERVENSI
RASIONAL
Jelaskan tujuan tes dan prosedur, contoh tes stress.
Menurunkan cemas dan takut terhadap diagnose dan prognosis.
Tingkatkan ekspresi perasaan dan takut,contoh menolak, depresi, dan marah.
Perasaan tidak ekspresikan dapat menimbulkan kekacauan internal dan efek gambaran diri.
Dorong keluarga dan teman untuk menganggap pasien sebelumnya.
Meyakinkan pasien bahwa peran dalam keluarga dan kerja tidak berubah.
Kolaborasi :
 berikan sedative, tranquilizer sesuai indikasi

Mungkin diperlukan untuk membantu pasien rileks sampai secara fisik mampu untuk membuat strategi koping adekuat.
5.      KURANG PENGETAHUAN (KEBUTUHAN BELAJAR) MENGENAI KODISI, KEBUTUHAN PENGOBATAN BERHUBUNGAN DENGAN KURANGNYA INFORMASI.
Tujuan  : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan pengetahuan pasien bertambah.
Kriteria hasil  : Pasien menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan pengobatan, berpartisipasi dalam program pengobatan serta melakukan perubahan pola hidup.
INTERVENSI
RASIONAL
Kaji ulang patofisiologi kondisi. Tekankan perlyunya mencegah serangan angina.
Pasien dengan angina membutuhkan belajar mengapa hal itu terjadi dan apakah dapat dikontrol. Ini adalah focus manajemen terapeutik supaya menurunkan infark miokard.
Dorong untuk menghindari faktor/situasi yang sebagai pencetus episode angina, contoh: stress emosional, kerja fisik, makan terlalu banyak/berat, terpajan pada suhu lingkungan yang ekstrem
Dapat menurunkan insiden /beratnya episode iskemik.
Kaji pentingnya control berat badan, menghentikan merokok, perubahan diet dan olahraga.
Pengetahuan faktor resiko penting memberikan pasien kesempatan untuk membuat perubahan kebutuhan.
Tunjukan/dorong pasien untuk memantau nadi sendiri selama aktivitas, jadwal/aktivitas sederhana, hindari regangan.
Membiarkan pasien untuk mengidentifikasi aktivitas yang dapat dimodifikasi untuk menghindari stress jantung dan tetap dibawah ambang angina.
Diskusikan langkah yang diambil bila terjadi serangan angina, contoh menghentikan aktivitas, pemberian obat bila perlu, penggunaan teknik relaksasi.
Menyiapkan pasien pada kejadian untuk menghilangkan takut yang mungkin tidak tahu apa yang harus dilakukan bila terjadi serangan.
Kaji ulang obat yang diresepkan untuk mengontrol/mencegah serangan angina.
Angina adalah kondisi rumit yang sering memerlukan penggunaan banyak obat untuk menurunkan kerja jantung, memperbaiki sirkulasi koroner, dan mengontrol terjadinya serangan.
Tekankan pentingnya mengecek dengan dokter kapan menggunakan obat-obat yang dijual bebas.
Obat yang dijual bebas mempunyai potensi penyimpangan.

    4.    Implementasi keperawatan
Dx 1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokardium.
2.      Menganjurkan pasien untuk memberitahu perawat dengan cepat bila terjadi nyeri dada.
3.      Mengidentifikasi terjadinya pencetus,bila ada frekuensi,durasinya,intensitas,dan okasi nyeri.
4.      Mengevaluasi aporan nyeri pada rahang,leher,bahu,tangan atau lengan (khususnya pada sisi kiri)
5.      Meletakkan pasien dengan istirahat total selama episode angina.
6.      Meninggikan kepala tempat tidur bila pasien nafas pendek.
7.      Memantau tanda-tanda vital tiap 5 menit selama serangan angina.
8.      Mempertahankan keadaan tenang,lingkungan yang nyaman,batasi pengunjung bila perlu.
9.      Memberikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
10.  Memberikan antiangina sesuai indikasi : nitrogliserin ;sublingual (nitrostat,bukal,atau tablet oral,sprei sublingual)
11.  Memantau perubahan seri EKG.

Dx 2.  Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan inotropik (iskemia miokard transien/memanjang)  
1.      Memantau tanda-tanda vital,contoh frekuensi jantung,TD.
2.      Mengevaluasi status mental,catat terjadinya bingung,disorientasi.
3.      Mencatat warna kulit dan adanya/kualitas nadi.
4.      Mempertahankan tirah baring pada posisi nyaman selama episode akut.
5.      Memberikan periode istirahat adekuat. Membantu dalam melakukan aktifitas perawatan diri,sesuai indikasi.
6.      Memantau dan mencatat efek/kerugian respon obat,catat TD,ferkuensi jantung dan irama (khususnya bila memberikan kombinasi antagonis kasium,beta bloker,dan nitras)
7.      Mengkaji tanda-tanda vital dan gejala-gejala GJK.
8.      Memberikan obat sesuai indikasi : penyekat saluran kalsium,contoh ditiazem (cardizem);nifedipin (procardia);verapamil (calan). Penyekat beta,contoh : atenolol(tenormin),nadolol(corgard);propanolol(inderal);esmolal(brebivbloc)
Dx 3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan serangan iskemia otot jantung,berkurangnya curah jantung.
1.      Mengkaji respon klien terhadap aktifitas. Memperhatikan frekuensi nadi ebih dari 20x/menit diatas frekuensi istirahat,peningkatan TD yang nyata selama/sesudah aktifitas,dispnea atau nyeri dada,keletihan dan kelemahan yang berlebihan,diaphoresis,pusing atau pingsan.
2.      Menginstruksikan pasien tentang teknik penghematan energi
3.      Memberikan dorongan untuk melakukan aktifitas/perawatan diri bertahap jika dapat ditoleransi. Memberikan bantuan sesuai kebutuhan.

Dx 4. Ansietas berhubungan dengan respon patofisiologis dan ancaman terhadap status kesehatan.

1.      Menjelaskan tujuan tes dan prosedur,contoh tes stres.
2.      Meningkatkan ekspresi perasaan dan takut,contoh menolak,depresi dan marah.
3.      Mendorong keluarga dan teman untuk menganggap pasien seperti sebelumnya.
4.      Memberikan sedatif,tranqualizer sesuai indikasi.

Dx 5. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kodisi, kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.

1.      Mengkaji ulang patofisiologi kondisi. Menekankan perlunya mencegah serangan angina.
2.      Mendorong klien untuk menghindari faktor/situasi yang sebagai pencetus episode angina,contoh stres emosional,kerja fisik,makan terlalu banyak/berat,terpajan pada suhu ingkungan ekstrem.
3.      Mengkaji pentingnya kontrol berat badan,menghentikan merokok,perubahan diet,dan olahraga.
4.      Menunjukkan/mendorong pasien untuk memantau nadi sendiri selama aktifitas,jadwal/aktifitas sederhana,hindari regangan.
5.      Mendiskusikan langkah yang diambil bia terjadi serangan angina,contoh menghentikan aktivitas,pemberian obat bila peru,penggunaan tekhnik relaksasi.
6.      Mengkaji ulang obat yang diresepkan untuk mengontrol/mencegah serangan angina.
7.      Menekankan pentingnya mengecek dengan dokter kapan menggunakan obat-obat yang dijual bebas.

5.     evaluasi







BAB 3 PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Angina pektoris adalah kumpulan gejala klinis berupa serangan nyeri dada yang khas, yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang sering menjalar ke lengan kiri.
  • Nyeri dada tersebut  biasanya timbul pada saat melakukan aktivitas dan segera hilang bila aktivitas dihentikan.
  • Nyeri angina dapat menyebar ke lengan kiri, ke punggung, ke rahang atau ke daerah perut, yang bisa disalahartikan sebagai gejala maag.
3.2 KRITIK DAN SARAN
Makalah manajemen keperawatan yang kami buat mungkin masih jauh dari
kesempurnaan,oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari
teman-teman dan pembaca sekalian untuk penyempurnaan makalah ini.











DAFTAR PUSTAKA

Rahman, Muin. Angina Pectoris Stabil. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi keempat, jilid III. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar